Berbelanja di Pasar Lubuk Antu

Parkiran rapi di Pasar Lubok Antu, Sarawak.
Oleh Nobelius

Hampir setiap hari warga perbatasan badau berbelanja kepasar lubuk antu,sebelum memasuki wilayah lubuk antu warga harus membuat surat pos lintas(PLB).Bagi warga yang belum membuat dokumen tersebut tidak dapat berbelanja.Untuk warga yang sudah membuat surat pos lintas batas tersebut,langsung di cap izin keluar oleh petugas imigrasi badau.Berati sudah di izinkan berpergian ke lubuk antu.

Selama dalam perjalanan menuju pasar lubuk antu banyak pemeriksaan dari pihak keamanan dari TNI dan POLRI yang menjaga derah perbatasan Indonesia,sedangkan di wilayah kerajan Malaysia di jaga juga dari Polis Diraja Malaysia dan Tentara Diraja Malaysia.

Setelah selesai menempuh perjalanan tersbut barulah warga melaporkan diri dan menunjukan surat pos lintas batas kepada petugas Imegresen lubuk antu,dan lansung di cap izin berapa lama warga harus berada di kawasan lubuk antu tersebut.Sedangkan jarak tempuh dari badau menuju pasar lubuk antu kalau pakai sepeda motor kurang lebih 30 minit saja.

Kemudian barulah warga lansung menuju pasar lubuk antu dan berbelanja untuk membeli keperluan sehari-harinya,harga barang di pasar lubuk antu sangatlah murah karena di control oleh pihak kerajaan yang berwewenang.Contohnya saja harga gula 1kg Rm.2.50.sedangkan harga di badau Rp.10.000 sampai dengan Rp.11.ooo.Selain itu juga harga semen1sak Rm.22.00.sedangkan di badau mencapai harga Rp.100.000. per sak.

Kami warga perbatasan sangat terbantu dan bertrima kasih kepada kerajaan Malaysia yang sudah banyak membantu masyarakat perbatasan Indonesia.tetapi ini semua masih ada hubungan sanak saudara dan family,dan sebaliknya.

Setelah selesai berbelanja warga kembali lagi dan melaporkan diri dan di cap keluar izin oleh pihak petugas imigresen, bahwa warga sudah tidak berada di kawasan lubuk antu, dan selanjutnya warga melaporkan diri juga kepada pihak imigrasi badau bahwa kita sudah berada di badau Indonesia.Badau tgl.15 Pebuari 2012. (*)

2 komentar:

M Kendawang at: 11 Oktober 2014 pukul 08.19 mengatakan...

Saya Mukrani Kendawang, tinggal di Samarinda Kalimantan Timur. Kakek saya
(Alm.Kendawang) suku dayak Iban ber asa dari Lubuk Antu. Selama meninggal kan kampung s/d meninggal tidak pernh
pulang kekampung beliau (Lubuk Antu), sehingga kami anak cucunya tdk tahu dgn keluarga di Lubuk Antu. Beliau me ninggalkan kampung sekitar th 1920 an
dan beliau bercerita bahwa Bpk beliau Kepala kampung atau setingkat itu didesa Lubuk Antu. Nah kepada para pembaca mungkin ada yg tahu, kami ingin sekali menyambung tali silaturrahmi dgn keluarga yg selama ini terputus. Jika ada yg tahu, bisa menghu bungi saya : Mukrani Kendawang Samarinda Kalimantan Timur Indonesia
Email: yugodsg742@gmail.com. atau di facebook saya : mukrani.kendawang@facebook.com

Unknown at: 19 Desember 2017 pukul 17.24 mengatakan...

Ada gak kerta atau van dari badau pergi ke lubok antu

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.